Urban living Arizona


While lofts have been very popular on the East Coast for several years, the lofts are relatively new to the phoenix metropolitan area. Since 2000, several loft projects are developed and can be seen throughout the valley horizon. Lofts is a growing niche in the housing market and can offer an attractive alternative to more traditional housing options that we have been limited in the past.

Some of our favorite communities attic is: Optima lofts, Artesia lofts, lofts at Kierland Plaza, 3rd Avenue lofts, lofts and W. In addition to community scottsdale lofts Optima will build a new apartment development near 68th and Camelback. The price of this community has not been determined. Call 480-206-4265 for details.

If the loft lifestyle in the Phoenix Metro area appeals to you, please hurry. Developers can barely meet demand, and the majority of the attic to sell pretty fast.

Read More...

Cinta Ayah Luar Biasa

Seberapa tinggikah cinta seorang ayah pada anaknya? Belajarlah pada Dick Hoyt. Dick (kelahiran tahun 1940) memiliki anak yang dilahirkan pada tahun 1962. Namanya Rick. Ia menderita kelainan otak yang membuat perkembangan tubuhnya tak sempurna. Bahkan Rick tak bisa jalan.

Suatu ketika setelah Rick remaja, ia membaca majalah yang menginformasikan akan ada lomba lari sejauh 5 mil di kotanya (Boston, AS) dan meminta ayahnya ikut serta. Meskipun bukan atlet, Dick setuju. Dick bahkan membawa serta Rick dalam perlombaan itu dengan cara mendorong Rick di atas kereta dorong selama berlomba. Dari sinilah mereka dikenal sebagai
"Team Hoyt".

Saat itu usia Dick sudah 37 tahun yang tentu saja tak muda lagi untuk olahraga adu stamina. Namun Dick tak mau mengecewakan anaknya. Bahkan setelah lomba pertama
Team Hoyt mengikuti lomba-lomba berikutnya. Dick terus berlatih agar staminanya meningkat. Dari tekad dan kecintaan pada anaknya itu, Dick tampil menjadi ayah yang luar biasa. Fisiknya kuat dan bisa mengalahkan atlet yang jauh lebih muda.

Team Hoyt mulai ikut lomba tahun 1977. Ketika mengikuti Boston Marathon tahun 2009, mereka membukukan catatan ikut lomba ke-1000 kali (termasuk maraton dan triatlon). Padahal saat itu usia Dick hampir 70 tahun.

Ketika lomba triathlon saat sesi berenang, Rick ditarik Dick dalam perahu karet. Ketika balap sepeda, Rick ditarik di atas kursi roda. Meskipun menambah beban lari, bersepeda atau berenang, Dick bisa mengatasinya. Luar biasa!



Source : Andriewngso.com

Read More...

Menulis Di Atas Pasir

Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-larian, bercanda dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka, salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku.
Lalu...

dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah katapun, dia menulis dengan sebatang tongkat di atas pasir
"Hari ini temanku telah memukul aku !!!"

Teman yang lebih besar merasa tidak enak, tersipu malu tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, ya ..dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama.

Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, Tiba-tiba, anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lobang perangkap yang dipakai menangkap binatang "Aduh.... Tolong....Tolong!" ia berteriak kaget minta tolong. Temannya segera menengok ke dalam lobang dan berseru
"Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu".

Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon,

"Teman, Aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan ku lemparkan ke kamu, tangkap dan ikatkan dipinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang".

Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itupun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata,

"Terima kasih, sobat!". Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu besar dan berusaha menulis di atas batu itu
"Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku".

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan,

"Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?"

Anak yang di pukul itu menjawab sabar,

"Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak.

Tapi ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku, sekali lagi, terima kasih sobat".


kesimpulan,

Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti hati kita, sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia.

Memang benar.... bila setiap kesalahan orang kepada kita, kita tuliskan di atas pasir, bahkan di udara, segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya.. tidak melupakan orang yang pernah menolong kita, seperti tulisan yang terukir di batu. Yang tidak akan pernah hilang untuk kita kenang selamanya.

;)



Oleh : Andrie Wongso
Read More...

[Kisah] Seseorang yang ditolak kerja di Microsoft

Seorang laki-laki pengangguran melamar posisi sebagai 'office boy' di Microsoft.
Manajer SDM mewawancarainya, kemudian melihatnya untuk membersihkan lantai sebagai ujian.

"Anda bekerja?"katanya,
"Berikan alamat e-mail Anda dan saya akan mengirimkan aplikasi untuk diisi, juga tanggal ketika Anda dapat mulai bekerja."
Pria itu menjawab, "Tapi saya tidak punya komputer, bahkan email".
"Maafkan aku", kata manajer HR. "Jika Anda tidak memiliki email, itu berarti Anda tidak ada. Dan siapa yang tidak ada, tidak dapat memiliki pekerjaan".

Orang itu tanpa harapan sama sekali. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dengan hanya memiliki uang $ 10 di saku.
Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli 10kg peti tomat.
Dia kemudian menjual secara keliling tomat itu dari rumah ke rumah.
Dalam waktu kurang dari dua jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya.
Dia mengulangi penjualannya secara keliling tiga kali, dan pulang dengan uang $ 60.
Lelaki itu menyadari bahwa ia bisa bertahan hidup dengan berjualan tomat, dan dia mulai untuk pergi berjualan tomat sehari-hari dan sering pulang larut malam mendagangkan jualannya hari demi hari uang keuntungan yg didapat dua kali lipat atau tiga kali lipat dalam penjualannya sehari-hari.
Tak lama, ia membeli mobil, lalu truk, dan kemudian ia mempunyai armada kendaraan pengiriman sendiri.

5 tahun kemudian, orang itu menjadi salah satu pengusaha food retailer terbesar di Amerika Serikat.
Ia mulai merencanakan masa depan keluarganya, dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa.
Dia memanggil broker asuransi, dan memilih rencana perlindungan.
Ketika percakapan broker bertanya tentang email yang akan dipakai untuk keperluan asuransi.
Pria itu menjawab, "Aku tidak punya email".
broker itu menjawab ingin tahu mengapa ia tidak punya email,

"Anda tidak memiliki email, namun telah berhasil membangun sebuah imperium perusahaan bisnis. Dapatkah Anda membayangkan apa yang bisa terjadi jika Anda memiliki email!!?"

Pria itu berpikir sejenak dan menjawab, "Ya, aku akan menjadi seorang office boy di Microsoft!!".


"Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup terlalu lama sehingga tidak melihat pintu lain yang telah terbuka" (Helen Keller)



Source : Kaskus.us
Read More...

..."Ayah, bolehkah saya meminjam $10.00?"

Seorang laki-laki yang terlambat pulang dari kerja, merasa lelah dan tidak bersemangat, menemukan anak laki2nya yang berusia 5 th yang sedang menunggu didepan pintu.

"Ayah, bolehkah saya bertanya padamu satu hal?"
"Ya, tentu, apa itu?" jawab pria itu.
"Ayah, berapa uang yang engkau hasilkan dalam satu jam?"
"Itu bukan urusanmu! Apa yang membuatmu bertanya suatu hal yang aneh?" kata pria itu sambil marah.
"Saya hanya ingin tahu. Tolonglah beritahu saya?" pinta anak itu.
"Jika kamu harus tahu, saya menghasilkan $20.00 perjam."
"Oh," jawab anak itu dengan kepala menunduk. dia melihat keatas dan berkata, "ayah, bolehkah saya pinjam $10.00?"

Ayahnya terkejut. "jika itu alasannya kamu bertanya berapa uang yang ayah hasilkan adalah agar kamu bisa meminjam untuk membeli sebuah mainan tolol atau benda2 tak berguna, maka pergilah ke kamarmu dan tidurlah! pikirkan kenapa kamu bertingkah bodoh! Ayah bekerja keras seharian dan tidak memiliki waktu hanya untuk mainan2 anak2 itu."

Anak itu perlahan pergi ke kamarnya dan menutup pintu. Pria itu duduk dan mulai merasa lebih kesal dengan pertanyaan anaknya tadi. Beraninya dia bertanya pertanyaan bodoh hanya untuk mendapat uang. Setelah kira2 satu jam pria itu mulai tenang, dan mulai berpikir mungkin dia selama ini keras terhadap anaknya. Mungkin ada yang benar2 dibutuhkan anak itu dengan $10.00 dan dia jarang mengatakannya. Pria itu menuju ke pintu kamar anaknya dan membuka pintu."Apa kamu sudah tidur nak?"dia bertanya.

"Belum ayah, saya masih bangun," Jawab anak itu.
"Ayah tadi berpikir mungkin tadi ayah terlalu keras kepadamu," kata pria itu.
"Tadi adalah hari yang panjang dan ayah telah melampiaskannya padamu. ini $10.00 yang kamu minta."

Anak itu berdiri, merasa senang dan berteriak,"Oh trimaksih ayah!" Kemudian ia merogoh kebawah bantalnya, ia mengeluarkan beberapa uang receh. Pria itu melihat anaknya memiliki uang, mulai terlihat marah lagi. Anak itu perlahan menghitung uangnya, kemudian menatap pria itu.
"Kenapa kamu minta lagi kalau kamu sudah punya?" geram si ayah.
"Karena saya belum memiliki cukup uang ayah, tapi sekarang saya sudah punya cukup," jawab anak itu.
"Ayah... Saya memilki $20.00 sekarang. bisakah saya membeli waktumu satu jam?"


Luangkanlah waktu kita untuk memberikan perhatian kepada seseorang yang kita sayangi...



Source : Kaskus.us

Read More...

Kebijaksanaan pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga
ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang
daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula,
pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi
bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi
pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
"Ayo kesini bermain-main lagi denganku,"
pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon
lagi."
jawab anak lelaki itu, "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak
punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak
punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau
bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. "
Anak lelaki itu
sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi
dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi.
Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya
datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel. "Aku tak punya
waktu,"
jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami
membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?", "Duh, maaf aku
pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk
membangun rumahmu."
kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan
pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki
itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa
kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon
apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
"Ayo bermain-main lagi denganku."
Kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin
hidup tenang.Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku
sebuah kapal untuk pesiar?"


"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah ."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu
dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi
datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf,
anakku,"
kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab
anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat."
kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk melakukan itu." jawab anak lelaki
itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan
padamu.Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini."
kata
pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya
membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama
meninggalkanmu.".
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah
tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di
pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu
berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan
tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu bagaikan orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika
kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita
memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita
akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk
membuat kita bahagia. Kamu mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi kadang begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan, teman, sahabat &
saudara. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang
tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh
hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.



Ketika ibumu melahirkanmu, kamu menangis..
Dan orang-orang sekelilingmu tertawa gembira..
Maka berbuatlah untuk suatu hari (kematian),
Dimana orang-orang menangisimu sedang kamu bahagia..

Read More...

Arti Sebuah Perhatian "...papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger"

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru. Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,

"Pa liat...!" Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kaca matanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah, Buku baru ya Jes?",
" Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.
"Bacain Jessi dong pa...!" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.

Lalu ia segera mengalihkan perhatian nya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu
"Pa, mama bilang Papa mau baca untuk Jessi".
Budi mulai agak kesal,
“ Jess! Papa sibuk, sekarang Jessi suruh Mama baca ya! "
" Pa, Mama cibuk, terus , coba dech papa liat gambarnya lucu-lucu"
" Lain kali Jessica, sana ! Papa lagi banyak kerjaan", Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi.
" Pa, gambarnya bagus, Papa pasti suka",
" Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI !! " kata Budi membentaknya dengan keras.

Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya.
"Iya pa, lain kali ya pa?",
Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.
" Pa kalau papa ada waktu, Papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, Buku cerita Peri imut, belum pernah dibacakan untuk dirinya.

Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras
"BUKK !!"

Beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabok yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya. Selama perjalanan menuju rumah sakit Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih
"Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama " darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak terpenuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali,
"...papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger", kata-kata jessi terngiang-ngiang kembali.


Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar- lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil. Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.

"Jessi dengar papa baca ya" , selang beberapa kata, hatinya memohon lagi "Jessi papa mohon ampun nak",
" Papa sayang Jessi"
Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujud dan menangis, memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.


**********************

Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita. Karena ia Peduli kepada kita,

ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ?
BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI

Bukankah Kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita
cintai itu sangat berharga ?
DO IT NOW !!
Berilah "PERHATIAN TERBAIK" untuk mereka yang kita cintai !
LAKUKAN SEKARANG !! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA.

Read More...